Pages

Pembahasan



     1.      Destilasi
Percobaan destilasi ini dilakukan untuk campuran yang terdiri dari zat - zat berfasa cair dan dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih. Etanol memiliki titik didih 78°C yang jauh lebih rendah daripada Air (100oC) sehingga Etanol akan lebih cepat membentuk fase uap, sedangkan Air tetap dalam fase cair. Uap Etanol terbentuk saat suhu 70oC dan ketika suhu 75oC uap Etanol jenuh yang terbentuk dicairkan melalui kondensor hingga terbentuk tetesan pertama pada labu destilat, destilat berupa air murni.
Pada percobaan ini, destilat yang diperoleh adalah 4,2 ml dari volume etanol awal dalam campuran 100 ml. Jadi, diperoleh kadar etanol sebanyak 4,2 %. Artinya, dari 100% etanol yang didestilasi, diperoleh 4,2 % sebagai destilat.
Keberhasilan suatu proses destilasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu penempatan posisi termometer pada alat destilasi. Penempatan posisi yang salah dapat menyebabkan uap cairan misalnya etanol akan menempel pada termometer dan tidak melewati kondensor untuk melalui proses pengembunan, tetapi akan kembali pada labu destilasi yang berisi campuran cairan. Akibatnya, jumlah destilat yang diperoleh tidak maksimal.
Selain itu, suhu pada termometer juga harus diperhatikan selama proses destilasi. Suhu termometer harus selalu dijaga agar tetap berada pada suhu titik didih cairan yang ingin dipisahkan yakni pada suhu titik didih yang lebih rendah yang akan diperoleh sebagai destilat.

2.    Laju Reaksi
Pada percobaan pertama faktor yang mempengaruhi adalah konsentrasi. Hal ini dilihat dari penentuan faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan 15 mL HCl 1 M yang direaksikan dengan 10 mL larutan Na2S2O3 dengan konsentrasi 0,5 M, 0,4 M, O,3 M, 0,2 M, dan 0,1 M terhadap kertas yang bertanda silang warna hitam.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menghilangkan tanda silang jika dilihat dari mulut Erlenmeyer pada tiap konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi Na2S2O3 0,5 M butuh waktu 21.51 detik untuk menghilangkannya, konsentrasi Na2S2O3 0,4 M butuh waktu 01.91 detik untuk menghilangkannya, konsentrasi Na2S2O3 0,3 M butuh waktu 01.00 detik untuk menghilangkannya, konsentrasi Na2S2O3 0,2 M butuh waktu 01.47 detik, sedangkan konsentrasi Na2S2O3 0,1 M memerlukan waktu 03.27 detik untuk menghilangkan tanda hitam tersebut.
Berdasarkan kelima variasi konsentrasi Na2S2O3 yang digunakan, larutan Na2S2O3 dengan konsentrasi 0,3 M memerlukan waktu yang paling cepat untuk menghilangkan tanda tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan dapat mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan tanda silang atau mengeruhkan larutan. Hal itu dikarenakan jumlah partikel zat pelarut dalam larutan HCl 1 M lebih besar dibandingkan dengan yang 0,5 M, 0,4 M, O,3 M, 0,2 M, dan 0,1 M  mengakibatkan makin banyak tumbukan efektif antara partikel HCl dengan partikel Na2S2O3.
Percobaan kedua menggunakan faktor suhu. Dibuktikan dengan penentuan faktor laju reaksi yang menggunakan campuran 5 mL larutan KMnO4 0,1 N dan 10 mL larutan H2SO4 2 N dengan 10 mL larutan H2C2O3 dengan suhu yang berbeda pada saat pencampuran.
Larutan pertama dipanaskan sampai suhu mencapai 40 kemudian di tambahkan 10 mL larutan H2C2O3 , dibutuhkan waktu sekitar 46 detik untuk menghilangkan warna KMnO4 atau merubah warna larutannya. Larutan kedua dipanaskan sampai suhu mencapai 50 kemudian  di tambahkan 10 mL larutan H2C2O3 , dibutuhkan waktu sekitar 35 detik untuk menghilangkan warna KMnO4 atau merubah warna larutannya. Larutan ketiga dipanaskan sampai suhu mencapai 60 kemudian  di tambahkan 10 mL larutan H2C2O3 , dibutuhkan waktu sekitar 20 detik untuk menghilangkan warna KMnO4 atau merubah warna larutannya. Larutan keempat dipanaskan sampai suhu mencapai 70 kemudian  di tambahkan 10 mL larutan H2C2O3 , dibutuhkan waktu sekitar 30 detik untuk menghilangkan warna KMnO4 atau merubah warna larutannya.
Berdasarkan keempat variasi suhu yang digunakan, larutan dengan suhu 60 memerlukan waktu yang paling cepat untuk menghilangkan tanda tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu larutan dapat mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan warna KMnO4 atau merubah warna larutannya. Makin tinggi suhu energi kinetik partikel makin besar mengakibatkan makin banyak terjadi tumbukan efektif sehingga laju reaksi makin besar.

3.             Kesetimbangan
Ketika larutan pada pada tabung reaksi 1 tidak ditambah apa-apa. Maka reaksi tersebut tidak mengalami pergeseran kesetimbangan apapun. Hal ini diindikasikan dengan tidak terjadinya perubahan warna apapun. Tabung reaksi 1 tidak ditambah zat  apapun supaya bisa dijadikan pembanding warna dengan tabung reaksi lain.
Larutan pada tabung reaksi 2 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 2 tetes larutan KSCN yakni warna yang semula merah tua, berubah menjadi merah pekat. Hal ini karena penambahan konsentrasi KSCN akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk/ Fe3SCN + KCl terbentuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 2 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan. Serta pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 2 mengarah ke arah produk/ hasil reaksi.
Larutan pada tabung reaksi 3 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 2 tetes larutan  FeCl3 yakni warna yang semula merah tua, berubah menjadi coklat. Hal ini karena penambahan konsentrasi FeCl3 akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk/ Fe3SCN + KCl terbentuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 3 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 3 mengarah ke arah produk/ hasil reaksi.
Larutan pada tabung reaksi 4 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 2 tetes larutan NaOH yakni warna yang semula merah, berubah menjadi orange.  Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan/ Fe3SCN + KCl terurai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 4 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 4 mengarah ke arah reaktan/ pereaksi.
Larutan pada tabung reaksi 5 tidak mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 5 ml H2O yakni warna tetap seperti warna yang semula yaitu warna merah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 5 tidak mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 4 tetap seperti semula.

Rumus Kimia

Nama Kimia
Rumus Kimia
Amonia
NH3
Karbon dioksida
CO2
Karbon monoksida
CO
Klorin
Cl2
Hidrogen klorida
HCl
Hidrogen
H2
Hidrogen sulfida
H2S
Metana
CH4
Nitrogen
N2
Nitrogen (II) oksida
NO
Oksigen
O2
Belerang dioksida
SO2
Aluminun oksida
Al2O3
Barium Sulfat
BaSO4
Kalsium hidroksida
Ca(OH)2
Tembaga (II) sulfat
CuSO4
Etana
C2H6
Etena (etilena)
C2H4
Etuna (asetilena)
C2H2
Hidrogen fluoride
HF
Hidrogen iodida
HI
Yodium klorida
ICl
Timbal (II) oksida
PbO
Magnesium oksida
MgO
Nitrogen (II) oksida
NO
Nitrogen (IV) oksida
NO2
Kalium klorida
KCl
Natrium klorida
NaCl
Belerang dioksida
SO2
Air
H2O
Aluminium Bromida
AlBr3
Aluminium Karbonat
Al2(CO3)3
Aluminium Klorida
AlCl3
Aluminium Kromat
Al2(CrO4)3
Aluminium Hidroksida
Al(OH)3
Aluminium iodida
AlI3
Aluminium Nitrat
Al(NO3)3
Aluminium Fosfat
AlPO4
Aluminium Sulfat
Al2(SO4)3
Aluminium Sulfida
Al2S3
Amonium Asetat
NH4C2H3O2
Amonium Bromida
NH4Br
Amonium Karbonat
(NH4)2CO3
Amonium Klorida
NH4Cl
Amonium Kromat
(NH4)2CrO4
Amonium Hidroksida
NH4OH
Amonium iodida
NH4I
Amonium Nitrat
NH4NO3
Amonium Fosfat
(NH4)3PO4
Amonium Sulfat
(NH4)2SO4
Amonium Sulfida
(NH4)2S
Barium Asetat
Ba(C2H3O2)2
Barium Bromida
BaBr2
Barium Karbonat
BaCO3
Barium Klorida
BaCl2
Barium Kromat
BaCrO4
Barium Hidroksida
Ba(OH)2
Barium iodida
BaI2
Barium Nitrat
Ba(NO3)2
Barium Fosfat
Ba3(PO4)2
Barium Sulfat
BaSO4
Barium Sulfida
BaS
Kalsium Asetat
Ca(C2H3O2)2
Kalsium Bromida
CaBr2
Kalsium Karbonat
CaCO3
Kalsium Klorida
CaCl2
Kalsium Kromat
CaCrO4
Kalsium Hidroksida
Ca(OH)2
Kalsium iodida
CaI2
Kalsium Nitrat
Ca(NO3)2
Kalsium Fosfat
Ca3(PO4)2
Kalsium Sulfat
CaSO4
Kalsium Sulfida
CaS
Tembaga (II) Asetat
Cu(C2H3O2)2
Tembaga (II) Bromida
CuBr2
Tembaga (II) Karbonat
CuCO3
Tembaga (II) Klorida
CuCl2
Tembaga (II) Kromat
CuCrO4
Tembaga (II) Hidroksida
Cu(OH)2
Tembaga (II) iodida
CuI2 CuI2
Tembaga (II) Nitrat
Cu(NO3)2
Tembaga (II) Fosfat
Cu3(PO4)2
Tembaga (II) Sulfat
CuSO4
Tembaga (II) Sulfida
CuS
Besi (II) Asetat
Fe(C2H3O2)2
Besi (II) Bromida
FeBr2
Besi (II) Karbonat
FeCO3
Besi (II) Klorida
FeCl2
Besi (II) Kromat
FeCrO4
Besi (II) Hidroksida
Fe(OH)2
Besi (II) iodida
FeI2y
Besi (II) Nitrat
Fe(NO3)2
Besi (II) Fosfat
Fe3(PO4)2
Besi (II) Sulfat
FeSO4
Besi (II) Sulfida
FeS
Besi (III) Asetat
Fe(C2H3O2)3
Besi (III) Bromida
FeBr3
Besi (III) Karbonat
Fe2(CO3)3
Besi (III) Klorida
FeCl3
Besi (III) Kromat
Fe2(CrO4)3
Besi (III) Hidroksida
Fe(OH)3
Besi (III) iodida
FeI3 FeI3
Besi (III) Nitrat
Fe(NO3)3
Besi (III) Fosfat
FePO4
Besi (III) Sulfat
Fe2(SO4)3
Besi (III) Sulfida
Fe2S3
Magnesium Asetat
Mg(C2H3O2)2
Magnesium Bromida
MgBr2
Magnesium Karbonat
MgCO3
Magnesium Klorida
MgCl2
Magnesium Kromat
MgCrO4
Magnesium Hidroksida
Mg(OH)2
Magnesium iodida
MgI2
Magnesium Nitrat
Mg(NO3)2
Magnesium Fosfat
Mg3(PO4)2
Magnesium Sulfat
MgSO4
Magnesium Sulfida
MgS
Mercury (I) Asetat
HgC2H3O2
Mercury (I) Bromida
HgBr
Mercury (I) Karbonat
Hg2CO3
Merucry (I) Klorida
HgCl
Mercury (I) Kromat
Hg2CrO4
Merucry (I) Hidroksida
HgOH
Mercury (I) iodida
HgI
Mercury (I) Nitrat
HgNO3
Mercury (I) Fosfat
Hg3PO4
Mercury (I) Sulfat
Hg2SO4
Mercury (I) Sulfida
Hg2S
Merucry (II) Asetat
Hg(C2H3O2)2
Mercury (II) Bromida
HgBr2
Mercury (II) Karbonat
HgCO3
Merucry (II) Klorida
HgCl2
Mercury (II) Kromat
HgCrO4
Mercury (II) Hidroksida
Hg(OH)2
Mercury (II) iodida
HgI2
Mercury (II) Nitrat
Hg(NO3)2
Mercury (II) Fosfat
Hg3(PO4)2
Merucry (II) Sulfat
HgSO4
Mercury (II) Sulfida
HgS
Kalium Asetat
KC2H3O2
Kalium Bromida
KBr
Kalium Karbonat
K2CO3
Kalium Klorida
KCl
Kalium Kromat
K2CrO4
Kalium Hidroksida
KOH
Kalium iodida
KI
Kalium Nitrat
KNO3
Kalium Fosfat
K3PO4
Kalium sulfat
K2SO4
Kalium Sulfida
K2S
Perak Asetat
AgC2H3O2
Perak Bromida
AgBr
Perak Karbonat
Ag2CO3
Perak Klorida
AgCl
Perak Kromat
Ag2CrO4
Perak Hidroksida
AgOH
Perak iodida
AgI
Perak Nitrat
AgNO3
Perak Fosfat
Ag3PO4
Perak Sulfat
Ag2SO4
Perak Sulfida
Ag2S
Natrium Asetat
NaC2
Natrium Bromida
NaBr
Natrium Karbonat
Na2CO3
Natrium Klorida
NaCl
Natrium Kromat
Na2CrO4
Natrium Hidroksida
NaOH
Natrium iodida
NaI
Natrium Nitrat
NaNO3
Natrium Fosfat
Na3PO4
Natrium Sulfat
Na2SO4
Natrium Sulfida
Na2S
Seng Asetat
Zn(C2H3O2)2
Seng Bromida
ZnBr2
Zinc Karbonat
ZnCO3
Seng Klorida
ZnCl2
Seng Kromat
ZnCrO4
Seng Hidroksida
Zn(OH)2
Seng iodida
ZnI2
Nitrat Seng
Zn(NO3)2
Seng Fosfat
Zn2(PO4)2
Seng Sulfat
ZnSO4
Seng Sulfida
ZnS
Timbal (II) Asetat
Pb(C2H3O2)2
Timbal (II) Bromida
PbBr2
Timbal (II) Karbonat
PbCO3
Timbal (II) Klorida
PbCl2
Timbal (II) Kromat
PbCrO4
Timbal (II) Hidroksida
Pb(OH)2
Timbal (II) iodida
PbI2
Timbal (II) Nitrat
Pb(NO3)2
Timbal (II) Fosfat
Pb3(PO4)2
Timbal (II) Sulfat
PbSO4
Timbal (II) Sulfida
PbS
Timbal (IV) Asetat
Pb(C2H3O2)4
Timbal (IV) Bromida
PbBr4
Timbal (IV) Kromat
Pb(CO3)2
Timbal (IV) Hidroksida
Pb(OH)4
Timbal (IV) iodida
PbI4
Timbal (IV) Nitrat
Pb(NO3)4
Timbal (IV) Fosfat
Pb3(PO4)4
Timbal (IV) sulfat
Pb(SO4)2
Timbal (IV) Sulfida
PbS2
Aluminium Asetat
Al(C2H3O2)3
Natrium Nitrit
NaNO2